Tanda Hamba yang Bersyukur dan Bersabar
Bismillaah..
Hidup kita pada hakekatnya adalah
ujian. Melalui ujian kehidupan, nilai amal dan tingkat keimanan kita akan bisa
kita ketahui. Melalui ujian kehidupan, kita bisa mengukur sejauh mana
keshalihan dan kefajiran kita sendiri.
Ujian kehidupan selalu memiliki dua bentuk; kenikmatan dan
kesengsaraan. Ada kekayaan dan kemiskinan. Ada kesehatan dan penyakit. Ada
kesempurnaan fisik dan ada kecacatan fisik. Ada kelapangan dan ada kesempitan.
Ada jalan mendaki dan ada jalan menurun. Dalam semua keadaan tersebut, kita
sedang diuji.
Seorang muslim yang baik akan menerima ujian kelapangan,
kekayaan, kesehatan dan kenikmatan dengan sikap syukur. Ia akan menerima ujian
kesempitan, kemiskinan, penyakit dan kesusahan dengan sikap sabar. Syukur dan
sabar adalah sebaik-baik kendaraan untuk mengarungi ujian kehidupan.
Bagaimana cara yang benar untuk mengukur tingkat kesabaran
dan kesyukuran kita? Tentang hal ini, sahabat Abdullah bin Amru bin Ash
radhiyallahu ‘anhu berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa salam bersabda:
«خَصْلَتَانِ
مَنْ كَانَتَا فِيهِ كَتَبَهُ اللَّهُ شَاكِرًا صَابِرًا، وَمَنْ لَمْ تَكُونَا
فِيهِ لَمْ يَكْتُبْهُ اللَّهُ شَاكِرًا وَلَا صَابِرًا، مَنْ نَظَرَ فِي دِينِهِ
إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَهُ فَاقْتَدَى بِهِ، وَنَظَرَ فِي دُنْيَاهُ إِلَى مَنْ
هُوَ دُونَهُ فَحَمِدَ اللَّهَ عَلَى مَا فَضَّلَهُ بِهِ عَلَيْهِ كَتَبَهُ اللَّهُ
شَاكِرًا وَصَابِرًا، وَمَنْ نَظَرَ فِي دِينِهِ إِلَى مَنْ هُوَ دُونَهُ،
وَنَظَرَ فِي دُنْيَاهُ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَهُ فَأَسِفَ عَلَى مَا فَاتَهُ
مِنْهُ لَمْ يَكْتُبْهُ اللَّهُ شَاكِرًا وَلَا صَابِرًا»
“Ada dua sifat yang jika terdapat pada diri seorang hamba,
niscaya Allah mencatat hamba tersebut sebagai seorang hamba yang bersyukur dan
bersabar. Dan barangsiapa pada dirinya tidak terdapat dua sifat tersebut, maka
Allah tidak mencatatnya sebagai hamba yang bersyukur dan tidak pula hamba yang
bersabar.
Barangsiapa melihat dalam perkara agama kepada orang yang
posisinya lebih tinggi darinya, lalu ia mencontoh orang tersebut, dan dalam
perkara dunia ia melihat kepada orang yang lebih rendah darinya sehingga ia
memuji Allah atas karunia yang dengannya Allah melebihkan dia dari orang lain
tersebut, niscaya niscaya Allah mencatat dirinya sebagai seorang hamba yang
bersyukur dan bersabar.
Dan barangsiapa melihat dalam perkara agama kepada orang
yang posisinya lebih rendah darinya dan dalam perkara dunia ia melihat kepada
orang yang lebih tinggi darinya sehingga ia sedih atas nikmat yang luput
darinya, niscaya Allah tidak mencatat dirinya sebagai seorang hamba yang
bersyukur dan bersabar.” (HR. Tirmidzi no. 2512, dia berkata:
Hadits hasan gharib)
Jika kita melihat orang lain lebih pandai membaca
Al-Qur’an, lebih banyak hafalan Al-Qur’annya, lebih istiqamah menjaga shalat
wajib lima waktu secara berjama’ah di masjid, lebih tekun berdakwah, lebih
sabar mendidik keluarganya, lebih banyak berkorban di jalan Allah…lalu kita
kagum kepadanya dan mencontoh jalannya, maka kita termasuk hamba Allah yang
pandai bersyukur dan bersabar.
Jika kita melihat orang lain lebih banyak hartanya, lebih
maju perusahaannya, lebih cantik istrinya, lebih banyak anaknya, lebih kekar
badannya, lebih besar rumahnya, lebih mewah kendaraannya, lebih mudah
hidupnya…lalu kita iri kepadanya, menganggap nikmat yang dikaruniakan Allah
kepada kita terlalu sedikit dan murah…maka kita tidak termasuk hamba Allah yang
pandai bersyukur dan bersabar.
Dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
«انْظُرُوا
إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ،
فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ»
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kalian
(dalam hal urusan dunia) dan jangan melihat kepada orang yang lebih tinggi dari
kalian (dalam hal urusan dunia), karena hal itu lebih layak agar kalian tidak
meremehkan nikmat Allah kepada kalian.”(HR. Muslim no.
2963, Tirmidzi no. 2513 dan Ibnu Majah no. 4142)
Kini saatnya kita menilai diri kita sendiri, sudahkah kita
memenuhi tanda-tanda hamba yang syukur dan sabar sebagaimana dikhabarkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam di atas? Wallahu a’lam bish-shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar