Minggu, 29 Juni 2014

Mengapa Do'a Saya Belum Terkabul?




وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ 

Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad saw.) tentang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, supaya mereka selalu berada dalam kebenaran. (Q.S. Al-Baqarah :186)

Bismillah..
Sahabat.. setiap kita dalam mengarungi samudra kehidupan ini, yang tampak dipelupuk mata ini tak jarang akan memandang ombak yang begitu dahsyatnya datang menghadang, tak hanya ombak.. tetapi mata kita juga melihat badai dan karang yang setiap saat  menyuruh kita untuk sementara  berhenti sejenak dari laju perahu perjalanan hidup kita. Itulah yang tampak dihadapan kita, ombak, badai, karang yang terjal adalah secuil ujian yang Allah Anugerahkan kepada kita agar gelisah, dan melalui rasa gelisah itu hati kita berbicara menyebut asma Allah dalam munajat kita. 

Tetapi seketika kita melihat di bawah perahu kita ada laut yang didalamnya terhampar luas dari secuil nikmat Allah yang dapat ambil manfaatnya, kita sungguh berharap untuk dapat beroleh nikmat itu, tetapi yang jadi pertanyaan, kenapa harapan saya agar terhindar dari ombak,badai dan karang yang terjal dalam hidup ini tak lekas beroleh solusi dari-Nya, atau.. kenapa harapan saya untuk memiliki sesuatu yang indah itu juga tak kunjung beroleh jawabannya? kita perlu mengajak hati nurani kita untuk berbicara. Ujian adalah satu kepastian yang memang harus kita hadapi dalam hidup ini. kenapa kita harus hindari ujian, bukankah akan lebih baik jika kita menghadapi ujian itu dengan berbekal sabar dalam berdoa dan tidak berusaha menghindar dari ujian itu seraya terus berhusnudzan kepada segala ketetapan-Nya.. renungkanlah..

Sahabat.. setiap kita pasti mempunya harapan yang berbeda. diri kita yang di anugerahi ujian oleh-Nya berharap lekas diijabah do'a dan diber solusi,diri kita yang menginginkan beroleh sesuatu yang indah juga berharap lekas diijabah do'a dan benar-benar memiliki sesuatu yang indah itu, hanya terkadang do'a kita masih tertunda. Sama halnya saat kita menulis sebuah pesan yang akan kita kirim melalui layanan SMS (Short Message Send), saat tiba-tiba kita mengirim SMS dan ternyata tertunda, banyak kemungkinan yang membuat SMS kita tertunda, bisa jadi karena sisa pulsa kita tidak memadai, bisa juga karena tak tersedianya signal atau nomor pusat pesan kita yang salah atau bisa jadi handphone kita perlu dibawa ke dokter untuk diservis dan atau bisa juga karena kita salah menulis nomor telephone yang dituju.

Begitu jugalah sahabat dengan kenapa do'a kita tertunda. jika do'a kita tertunda berarti ada sesuatu yang trouble dalam diri kita, apa itu.. kita ingat kembali firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah; 186, berikut:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ 

Artinya: Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad saw.) tentang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, supaya mereka selalu berada dalam kebenaran.

Marilah berdasarkan surat Al-Baqarah ayat 186 di atas  kita renungkan sejenak hal-hal yang menjadi penyebab terkabulnya do'a kita. 
Pertama,  Menyelaraskan do'a dengan ibadah kita. Sempurnakan dulu ibadah kepada-Nya, baru panjatkan do'a. Tunaikan dulu sedekah, baru sampaikan hajat kita kepada-Nya. Jaga dan pelihara selalu aturan Allah SWT--sebagai buah ketaqwaan--baru Dia akan mencarikan solusi untuk setiap masalah kita dan mencukupi segala macam kebutuhan kita dengan rizki-Nya.

Kedua, Husnudzan dan Yakin bahwa Allah mengabulkan do'a kita, sebab Allah SWT ada tergantung prasangka kita kepada-Nya. Kalau kita yakindan percaya, Allah SWT pasti akan mengabulkan permohonan kita.

Do'a itu adalah kendaraan kita, yang akan mengantarkan keinginan, permohonan, dan harapan kita kepada Allah SWT. Nah, agar kita bisa membuat kendaraan kita terbang menemukan Sang Pengabul Doa, kita membutuhkan "dua bahan bakar" untuk menggerakkanya. 
Rasulullah SAW, telah perpesan kepada kita :
رضا الله في رضا الوالدين وسخط الله في سخط الوالدين  

Artinya: Ridha Allah itu ada pada ridha orangtua, dan Murka Allah ada pada murka orangtua. 
Jadi, kalau kita ingin Allah SWT meridhai do'a kita, maka buatlah orang tua, terutama ibu, ridha dengan segala pengharapan kita. Orang tua pasti mendo'akan yang terbaik untuk kita, tapi apakah selama ini kita sudah memenuhi hak mereka sebagai orang tua kita, apakah kita pernah menyampaikan harapan kita kepada mereka sehingga mereka juga mengharap kepada Allah agar segala harapan kita dikabulkan-Nya. Oleh karena itu, jangan anggap remeh keberadaan orang tua kita, walau dia hanya, tukang sapu, tukang becak, kuli bangunan, buruh tani, apalagi tidak begitu cantik dan tampannya, tetapi ridha mereka sangat berharga dan kita butuhkan dalam hidup ini. 
Yakinlah bahwa saat kita berbuat baik kepada mereka, maka Alla-lah yang  menjamin kebaikan kita, dan tentu kita akan mendapat balasan yang lebih baik dari kebaikan yang telah kita kerjakan, sebaliknya, jika kita selalu menyakiti, mengecewakan, mengabaikan hak mereka atas diri kita, maka bersiap-siaplah dengan akibatnya. Sampai kapanpun orang tua kita pasti tidak rela dan tidak tega melihat anaknya sengsara, tetapi jika sepak terjang kita sebagai seorang anak tetap durhaka, maka Allah-lah yang tidak terima dengan sepak terjang kedurhakaan kita kepada mereka. 
Sementara bahan bakar kedua  yang menggerakkan kendaraan do'a kita adalah keluarga yaitu do'a suami atau istri kita. Baginda Rasulullah berpesan kepada kita : "Apabila seorang suami memandang istrinya dengan kasih dan sayang, dan istrinya juga memandang suaminya dengan kasih dan sayang, Allah SWT akan memandang keduanya dengan pandangan kasih sayang."
Kalau kita  seorang suami, mintalah istri anda untuk mendo'akan harapan dan keinginan anda. Sampaikan kepanya impian anda, dan ajaklah dia untuk sama-sama mendo'akan anda agar bisa meraih impian anda tersebut. sayangi istri anda, bahagiakanlah dia, dan biarkanlah dia tersenyum untuk anda. kalau anda seorang istri, hormatilah suami anda, sayangi dia dengan penuh cinta kasih dan minta dia untuk selalu mendo'akan kebaikan bagi anda.


”Jangan salahkan Allah bila doa tak dikabulkan dan jangan pula menggerutu atau jemu,” kata Abdul Qadir-Jailani dalam Mafatih al-Ghaib. Yang perlu dipertanyakan adalah mengapa doa kita tak terkabul? Ada dua sebab mengapa doa tertolak. Yaitu, pertama, tidak memperhatikan adab berdoa, baik adab lahir maupun adab batin.

Rasulullah SAW bersabda, ”Doa seorang hamba Allah tetap dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk suatu perbuatan dosa atau memutuskan silaturahim atau tak terburu-buru segera dikabulkan.” Seorang sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah, apakah maksud terburu-buru?” Rasulullah menjawab, ”Ia mengatakan, ‘aku telah berdoa tapi aku tidak melihat doaku dikabulkan’, sehingga ia mengabaikan dan meninggalkan doanya itu.” (HR Muslim).

Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah.” Nabi Saw lalu bersabda: “Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklah doa. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul.” (HR. Ath-Thabrani)

Ketika suatu doa tak segera menampakkan tanda-tanda terijabah, maka seharusnya seseorang tetap berbaik sangka kepada Allah SWT. Sebab, Allah SWT akan mengganti bentuk pengkabulan doa dengan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi si pemohon atau ditunda pengabulannya hingga hari akhirat dalam bentuk deposito pahala. Rasul pernah bercerita, nanti di akherat ada seseorang yang heran mengapa Allah banyak memberinya rahmat-Nya, ternyata semua itu diperoleh dari do’a-do’anya di dunia yang belum terkabul..

Kedua, perilaku buruk. Syaqiq al-Balkhi bercerita, ketika Ibrahim bin Adham berjalan di pasar-pasar Bashrah, kemudian orang mengerumuni beliau. Mereka bertanya, “Mengapa Allah belum juga mengabulkan doa mereka padahal telah bertahun-tahun berdoa”, bukankah Allah berfirman, ”Berdoalah kalian, maka Aku mengabulkan doa kalian.”. Ibrahim bin Adham menjawab, ”HATIMU TELAH MATI DARI 10 PERKARA”, yaitu :

1.  Engkau ber-Tuhan-kan Allah, tetapi tidak menunaikan hak-Nya.
2.  Engkau membaca kitab Allah, tetapi tidak mau mempraktikkan isinya.
3.  Engkau mengaku bermusuhan dgn iblis, tetapi mengikuti tuntunannya.
4.  Engkau mengaku cinta Rasul, ttpi meninggalkan suri tauladan dan sunah beliau.
5.  Engkau mengaku senang surga, tetapi tidak berbuat menuju kepadanya.
6.  Engkau mengaku takut neraka, tetapi tidak mengakhiri perbuatan dosa.
7.  Engkau mengakui kematian itu hak, tetapi tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
8.  Engkau asyik meneliti aib-aib orang lain, tetapi melupakan aib-aib dirimu sendiri.
9.  Engkau makan rezeki Allah, tetapi tidak bersyukur pada-Nya.
10.Engkau ikut menguburkan orang mati, tetapi tidak mengambil pelajaran dari peristiwa itu

Sahabat saat kita telah memenuhi itu semua, dan ternyata do'a kita tak kunjung dikabulkan, maka tetaplah husnudzan dengan ini semua, karena Allah Maha Mendengar dan Mengabulkan setiap do'a hamba-Nya, bisa jadi do'a kita belum dikabulkan karena Allah suka melihat kita selalu berada didekat-Nya karena belum tentu saat do'a kita dikabulkan kita tetap dekat dengan-Nya, Bisa jadi do'a tertunda karena agar do'a itu menjadi amal ibadah yang pahalanya menjadi pemberat timbangan amal baik kita. Do'a itu adalah kebutuhan dan sekaligus ibadah bagi kita, maka janganlah kecewa jika memang do'a itu masih tertunda. Wallahu a'lam bisshowaab. semoga bermanfaat.